26.1.10

Main Salju sambil menikmati Sapporo Yuki Matsuri


 Festival Salju Sapporo (Sapporo Yuki Matsuri) diadakan setiap Februari selama seminggu di Sapporo, Hokkaido. Pada tahun 2010 ini, Festival Salju akan diselenggarakan dari tanggal 5-11 Februari 2010. Festival Salju Sapporo dimulai pada tahun 1950, ketika siswa sekolah menengah membangun beberapa patung salju di taman Odori.

 Sejak itu berkembang menjadi besar dan dikomersialisasikan dengan menawarkan pemandangan salju dan es patung yang menarik lebih dari dua juta pengunjung dari Jepang dan di seluruh dunia.
Festival Salju ini dipentaskan di tiga tempat di Kota Sapporo: di situs Odori, situs Susukino dan situs Tsudome.

 Tempat utama adalah di situs Odori berpusat di Sapporo yang letaknya 1,5 kilometer sepanjang taman Odori. Festival patung salju besar yg dipamerkan disana, memiliki tinggi lebih dari 15 meter dan lebar 25 meter. Mereka menyalakannya setiap hari sampai pukul 22:00.

 Selain sekitar selusin patung-patung salju besar, di situs Odori juga memamerkan lebih dari seratus patung-patung es yg lebih kecil dan beberapa acara konser, banyak dari mereka menggunakan patung sebagai panggung mereka.

 Pemandangan indah di Taman Odori dapat dinikmati dari Sapporo TV Tower, yang berdiri di ujung timur taman dan dibuka pukul 9:00-22:30 selama festival (dari 8:30 pada akhir pekan). Melihat dari atas dek observatorium dikenai biaya ¥700/orang dewasa.

 Sedangkan situs Susukino dekat dngn distrik hiburan terbesar di Sapporo, di sana dipamerkan sekitar seratus patung es. Situs Susukino terletak hanya satu stasiun kereta bawah tanah di selatan taman Odori. Patung es akan diterangi setiap hari sampai tengah malam (hingga pukul 22:00 di hari terakhir festival).


Sedangkan situs Tsudome berorientasi untuk keluarga dengan slide salju, salju arung jeram, salju golf dan lebih banyak salju patung. Di dalam kubah terdapat banyak makanan dan panggung untuk acara-acara. Situs Tsudome menggantikan situs Tsudome Sato, yang telah digunakan dalam tiga tahun sebelumnya. Sementara situs Odori dan Susukino berada di pusat Sapporo, situs Tsudome terletak di luar pusat kota dan dapat diakses dalam waktu singkat dengan naik bis shuttle (¥100) atau berjalan 15 menit dari Stasiun Sakaemachi. Perhatikan bahwa tidak ada parkir yang tersedia di situs Tsudome.
――

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka

● Dari berbagai sumber

24.1.10

Sejarah Periode Nara dan Heian (710 - 1185) bagian pertama

Pada tahun 710, Biara Buddha besar dibangun di ibu kota baru. Biara-biara dengan cepat mendapat pengaruh politik yang kuat, untuk melindungi posisi kaisar dan pemerintah pusat. Ibukota kemudian dipindahkan ke Nagaoka di tahun 784, dan akhirnya ke Heian (Kyoto) tahun 794 selama lebih dari seribu tahun. Salah satu ciri dari periode Nara dan Heian adalah penurunan bertahap dari pengaruh Cina yang bagaimanapun juga tetap kuat mempengaruhi Jepang. Banyak ide-ide yang diimpor secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan Jepang. Misalnya, beberapa kantor pemerintahan didirikan di samping sistem pemerintahan yang diadaptasi model Cina.

Dalam seni, gerakan asli jepang menjadi semakin populer. Pengembangan suku kata Kana membuat penciptaan sastra jepang yang sebenarnya. Walaupun beberapa sekte Buddha baru masih diimpor dari China selama periode Heian.

Klik label di bawah ini untuk selengkapnya.

Sejarah Periode Nara dan Heian (710 - 1185) bagian kedua

Di antara yang terburuk adalah kegagalan reformasi tanah dan reformasi perpajakan, pajak yang tinggi mengakibatkan pemiskinan petani semakin banyak sehingga harus menjual properti dan menjadi penyewa ke pemilik tanah yang lebih besar.

Selain itu, banyak kaum bangsawan dan biara-biara Buddhis pajak yang berhasil dalam mencapai kekebalan. Sebagai hasilnya, pendapatan negara menurun, dan selama berabad-abad, kekuatan politik terus bergeser dari pemerintah pusat kepada pemilik tanah independen besar. Keluarga Fujiwara menguasai panggung politik dari periode Heian selama beberapa abad melalui intermarriages yang strategis dengan keluarga kekaisaran dan dengan menduduki semua kantor politik yang penting di Kyoto dan provinsi utama. Kekuatan klan mencapai puncaknya bersama Fujiwara Michinaga pada tahun 1016. Namun setelah kemampuan para pemimpin Fujiwara mulai menurun, ketertiban umum tidak dapat dipertahankan. Banyak pemilik tanah menyewa samurai untuk melindungi harta mereka. Itu membuat kelas militer menjadi lebih dan berpengaruh, terutama di Jepang Timur.

Sejarah Periode Nara dan Heian (710 - 1185) - bagian ketiga

Supremasi Fujiwara berakhir pada tahun 1068 ketika kaisar baru Go-Sanjo bertekad untuk memerintah negara sendiri karena Fujiwara telah gagal mengendalikan dirinya. Pada tahun 1086 Go-Sanjo turun tahta tapi terus memerintah dari balik panggung politik. Ini bentuk pemerintahan baru yang disebut pemerintah Insei. Kaisar Insei diberikan kekuasaan politik dari tahun 1086-1156 ketika Taira Kiyomori menjadi pemimpin baru Jepang.

Pada abad 12, dua keluarga militer aristrokat dengan latar belakang memperoleh banyak pengaruh yaitu keluarga Minamoto (Genji) dan Taira (Heike). Taira menggantikan banyak bangsawan Fujiwara di kantor-kantor penting sementara Minamoto mempunyai pengalaman militer dengan membawa Honshu bagian Utara di bawah kendali Jepang di awal Perang Sembilan tahun (1050-1059) dan Perang Tiga Tahun (1083-1087).

Sejarah Periode Nara dan Heian (710 - 1185) - bagian terakhir

Taira Kiyomori berkembang sebagai pemimpin Jepang dan memerintah negeri dari 1168-1178 melalui kaisar. Ancaman utama yang ia hadapi tidak hanya rivalitas dari Minamoto tetapi juga militan biara-biara Buddha yang semakin sering memimpin peperangan antara satu sama lain dan mengganggu ketertiban umum.

Setelah kematian Kiyomori, Klan Taira dan klan Minamoto saling berperang demi memperebutkan supremasi, dalam perang Gempei (1180-1185). Pada akhir perang, klan Minamoto mampu mengakhiri supremasi Taira, dan Minamoto Yoritomo berhasil sebagai pemimpin Jepang. Setelah menghilangkan semua potensi musuh, termasuk anggota keluarga dekat, ia diangkat sebagai Shogun (perwira militer tertinggi) dan mendirikan pemerintahan baru di kota Kamakura.
―――
Source : Japan Guide

23.1.10

Leo and Japan

(Mika mengantarkan Leo ke Rumah Sakit)

レオ: けっこう混んでますね。
KEKKÔ KONDE - MASU - NE.
Leo: Cukup ramai juga, ya?

みか: 今日は月曜日だから。 KYÔ - WA GETSUYÔ - BI - DAKARA.
Mika: Hari ini hari Senin sih.

レオ: どのくらい待つんですか。
DONO - KURAI MATSUN - DESU - KA? Leo: Menurut kamu, berapa lama kita harus menunggu?

みか: さあ。でも私は大丈夫よ。時間はあるから。
SÂ. DEMO WATASHI - WA DAIJÔBU-YO. JIKAN - WA ARU - KARA.
Mika: Wah, saya tidak tahu. Tapi, saya sih tidak apa-apa. Karena saya ada waktu.

(Leo masuk dan di periksa dokter)

医者: どうしました? DÔ - SHIMASHITA?
Dokter: Kenapa?

レオ: 今朝、熱が38度6分ありました
KESA, NETSU - GA SANJÛ - HACHI - DO ROKU - BU ARI - MASHITA.
Leo: Pagi tadi, suhu tubuh saya 38 ,6 derajat.

医者: どこか痛みますか?
DOKOKA ITAMI - MASU - KA?
Dokter: Apa ada bagian tubuh yang sakit?

レオ: 喉が痛いです。
NODO - GA ITAI - DESU.
Leo: Tenggorokan saya sakit.

(Leo selesai diperiksa dokter)

みか: レオ、ただの風邪でよかったわね。
LEO, TADA - NO KAZE - DE YOKATTA - WA - NE.
Mika: Leo, untung ya kamu cuma kena masuk angin saja.

レオ: ええ、本当に・・・。
Ê, HONTÔ - NI...
Leo: Iya, betul...

みか: あとは、ゆっくり休んでね。
ATO - WA, YUKKURI YASUN - DE - NE.
Mika: Selanjutnya, istirahat saja ya.

レオ: はい。寝れば大丈夫です。
HAI. NERE - BA DAIJÔBU - DESU.
Leo: Ya. Saya akan pulih kembali setelah tidur.

レオ: みかさん、今日はありがとうございました。MIKA - SAN, KYÔ - WA ARIGATÔ - GOZAI - MASHITA.
Leo: Mika, terima kasih ya hari ini.

みか: 気にしないで。
あっ、レオ、何か落ちたよ。
ああ、これは!
KI - NI SHI - NAI - DE.
A, LEO, NANI - KA OCHI - TA - YO.
Â, KORE - WA!
Mika: Jangan dipikirkan.
Oh, Leo, sepertinya ada yang jatuh lho.
Oh, ini!

(Mika mengambil benda yang terjatuh, dan ternyata foto Aki)

みか: あっ、これはあきの写真ね。
A, KORE - WA AKI - NO SHASHIN - NE.
Mika: Oh, ini kan fotonya Aki.

レオ: ぼく、実は、あきさんにあこがれているんです。
...BOKU, JITSU - WA, AKI - SAN NI AKOGARETE - IRUN - DESU.
Leo: Yaah sebenarnya, saya itu sangat mengagumi Aki.

みか: そう その気持ち、あきに伝えた?
SÔ... SONO - KIMOCHI, AKI - NI TSUTAETA? Mika: Oo begitu...Apa perasaanmu itu sudah diberitahukan kepada Aki?

レオ: いいえ。そういうの、ちょっと苦手なんです。
ÎE. SÔ - IUNO, CHOTTO NIGATE - NAN - DESU.
Leo: Belum. Saya agak lemah dalam hal itu.

Bersambung

Leo and Japan (kelanjutan)

...Sebelumnya


(Tiba2 Leo mendapat tlp dari Aki)


レオ: もしもし? あきさん?
ぼくは、もう大丈夫です。
MOSHI - MOSHI? AKI - SAN? BOKU - WA, MÔ
DAIJÔBU - DESU.
Leo: Halo? Aki ya? Saya sudah tidak apa-apa.


あき: ああ、よかった。今日はごめんね。
Â, YOKATTA. KYÔ - WA GOMEN - NE.
Aki: Oh, untunglah. Hari ini, maaf ya.


レオ: 大丈夫。気にしないでください。
DAIJÔBU. KI - NI SHI - NAI - DE KUDASAI.
Leo: Tidak apa-apa. Jangan khawatir.


あき: じゃあ、みかによろしく。
JÂ, MIKA - NI YOROSHIKU.
Aki: Nah salam buat Mika, ya.


レオ: あきさんがよろしくって言っていました。 AKI - SAN - GA YOROSHIKU - TTE
 ITTE - IMASHITA.
Leo: Aki kirim salam, katanya.


みか: わかった。じゃあ、帰ろうか。
WAKATTA. JÂ, KAERÔ - KA.
Mika: Terima kasih. Kalau begitu, kita pulang yuk.


レオ: そうですね。 SÔ - DESU - NE.
Leo: Iya ya.


みか: レオ、とにかく、早く休んだ方がいいよ。
私も家まで送るから。
LEO, TONIKAKU, HAYAKU  YASUNDA - HÔ - GA Î -
YO.
WATASHI - MO IE - MADE OKURU - KARA.
Mika: Leo, pokoknya, mendingan kamu istirahat
secepat mungkin. Saya akan mengantarmu sampai
ke rumah.


レオ: いいんですか? Î - N - DESU - KA?
Leo: Gak apa-apa nih?


みか: もちろんよ。
レオとは、なんか縁があるもんね。
MOCHIRON - YO.
LEO - TOWA, NAN - KA EN - GA ARU - MON - NE.
Mika: Tentu saja. Habis, dengan Leo sepertinya
ada jodoh ya.

21.1.10

Seni dan Sastra Jepang

Sastra Jepang

◆ Puisi-puisi Jepang
○ WAKA (puisi Jepang)
○ Puisi Karya Komachi
○ Ono no Komachi
○ Yosano Akiko (1878-1942)

Seni Jepang

◆ Seni Musik

◆ Seni Lukis
Ukiyo-e
○ Utagawa Hiroshige (1797-1858)

◆ Seni Manga
○ Kejayaan Manga
○ Rencana pembuatan manga

Issunboushi




Konon, pada zaman dahulu kala hiduplah sepasang suami istri yang sudah lama sekali tidak dikaruniai anak. Meskipun sudah berkali-kali berdoa di kuil untuk memohon tetapi masih juga belum dikaruniai anak. Akhirnya suatu ketika mereka kembali lagi ke kuil untuk berdoa.
 “Ya Tuhan, biar sekecil jari telunjuk pun tolong berilah kami anak!” pinta sang istri dalam doanya.

Akhirnya sang istri pun benar-benar melahirkan seorang anak sebesar jari jempol. Mereka memberi nama anak itu Issunboushi.

Meskipun anak mereka sangat kecil, tetapi karena itu adalah pemberian dari Tuhan, mereka merawatnya dengan penuh kasih sayang. Suatu hari Issunboushi menghadap ayah ibunya dan berkata,
 “Ayah dan Ibu, tiba saatnya bagiku untuk
pergi merantau. Karena itu saya mohon pamit untuk berangkat besok!”

Mendengar hal itu, ayah dan ibu Issunboushi sangat terkejut. Semula mereka melarang kepergian anak satu-satunya yang sangat disayangi itu, tapi karena kemauan Issunboshi yang sangat kuat akhirnya mereka mengijinkannya juga.

Esok paginya Issunboushi berangkat. Setelah memberi bekal makanan secukupnya, Issunboushi berangkat dengan memakai sebuah batok kelapa dengan melalui arus sungai. Arus sungai itu akhirnya membawa
Issunboushi sampai ke sebuah kota yang sangat
besar dan ramai. Karena badan Issunboushi sangat kecil, maka ia harus benar-benar berhati-hati ketika berjalan di tengah keramaian.

Beberapa kali ia harus diam di pinggir tembok untuk menunggu jalanan mulai sepi. Setelah dirasa cukup sepi, ia harus berlari menyebrangi jalan agar tidak sampai terinjak orang atau kuda yang setiap saat bisa melintas di jalanan. Akhirnya sampailah ia di sebuah rumah yang sangat besar dan luas. Mungkin rumah itu milik seorang pembesar di negeri itu. Issunboushi ingin bekerja di rumah itu.

Sesampai di depan pintu, ia mulai berteriak sekencang-kencangnya agar terdengar si pemilik rumah.
 “Permisi…Permisi…!” teriaknya.
Tetapi tak seorang pun keluar untuk menemuinya. Ia pun berteriak lagi dengan lebih keras. Nah, kali ini ada seorang kakek-kakek dengan pakaian yang sangat indah keluar dari dalam rumah.
 “Hah, siapa yang berteriak-teriak tadi ya? Kok aneh, tidak ada seorang pun?” kata sang kakek yang nampaknya pemilik rumah itu dengan keheranan.
Karena tidak ada seorang pun maka ia hendak kembali ke dalam. Tetapi…
 “Tuan, saya ada disini! Di bawah!” teriak Issunboushi dengan kencang.

Akhirnya kakek tersebut dapat menemukan keberadaan Issunboushi. Diambilnya Issunboushi dan ditaruhnya di atas telapak tangannya. Kakek tersebut sangat senang bertemu dengan Issunboushi, karena itu dengan mudah Issunboushi pun mendapat pekerjaan di rumah itu.

Adapun pekerjaan Issunboushi setiap hari adalah menemani putri kakek itu untuk bermain. Issunboushi sangat senang bisa menemani putri yang sangat cantik jelita itu. Demikian juga dengan sang putri yang merasa sangat senang mendapatkan teman bermain yang mungil dan lucu.

Suatu hari sang putri ingin mengunjungi sebuah kuil yang berada di atas sebuah bukit. Sang putri ingin berdoa bagi ibunya yang sudah meninggal. Dengan penuh suka cita Issunboushi pun menemani perjalanan sang putri. Adapun kuil tersebut letaknya agak jauh. Mereka harus melewati hutan lebat yang menurut cerita orang-orang terdapat seorang raksasa yang jahat dan kejam.

Setelah berdoa di kuil tersebut mereka pun pulang. Tapi ketika melewati hutan yang lebat itu, perjalanan sang putri dihadang oleh raksasa jahat. Raksasa itu hendak menculik sang putri. Tentu saja hal itu membuat Issunboushi marah dan menantang raksasa jahat itu untuk berkelahi. Dengan menghunuskan pedangnya Issunboushi siap berkelahi untuk menyelematkan sang putri.

Tetapi karena badannya sangat kecil, maka dengan mudah ia dapat ditelan oleh sang raksasa. Di dalam perut sang raksasa, Issunboushi yang masih hidup itu menusuk-nusuk perut sang raksasa hingga sang raksasa pun merasa kesakitan dan akhirnya memuntahkan Issunboushi keluar lagi.

Raksasa itu pun lari terbirit-birit karena kesakitan dan sang putri pun selamat. Ketika sang raksasa lari pontang-panting, dari pakaiannya terjatuh sebuah benda mirip gendang kecil.
 “Benda apakah ini, Putri?” tanya Issunboushi.
 “Oh, ini adalah benda ajaib milik raksasa jahat tadi!” jawab sang putri seraya mengambil benda tersebut dari hadapan Issunboushi.
 “Benda ajaib? Apa gunanya?” tanya Issunboushi dengan penasaran.
 “Menurut cerita kakek, benda ini dapat mengabulkan semua permohonan manusia” kata sang putri sambil tersenyum.
 “Kalau begitu, tolong minta agar badan saya menjadi besar!” pinta Issunboushi.

Ternyata sungguh ajaib. Ketika sang putri menabuh gendang kecil itu dan memohon agar badan Issunboshi menjadi besar, beberapa detik kemudian Issunboushi yang tadinya kecil berubah menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah.
 “Terima kasih, Putri” kata Issunboushi yang sudah berubah itu.

Dengan wajah yang memerah karena malu, sang putri pun akhirnya diantar Issunboshi sampai ke rumah lagi. Akhirnya, karena keluarga sang putri merasa sangat berhutang budi kepada Issunboushi mereka pun menikahkan putri mereka yang cantik jelita itu dengan Issunboushi. Dalam pesta pernikahannya, Issunboushi tidak lupa untuk mengundang kedua orang tuanya di desa. Akhirnya mereka pun hidup berbahagia bersama.

16.1.10

KATA PENGANTAR



Assalamualaikum,
Sebelumnya saya ingin ucapkan terima kasih kepada Allah S.W.T yang telah memberiku kesempatan untuk berkreasi disini. Teman-teman pencinta Jepang di manapun berada dan yang paling special untuk cintaku HETTI yang memotivasiku dalam mengembangkan blog ini.

Dari banyaknya blog yang mengangangkat tentang Jepang beberapa hanya membahas satu hal saja yang menjadi fokus pembahasan mereka, tapi di blog ini saya mengupas apa saja tentang Jepang, di buat 100% mobile memungkinkan pemostingan di lakukan dimana saja diwaktu luang saya.

Blog ini awalnya bernama Japanatics (Japanese fanatics), tapi semenjak grup Japanatics di FB saya non aktifkan, maka blog ini berubah nama menjadi 'warna-warni Jepang'. Sebagai tempat saya mengenal jepang dan belajar tentang jepang yang dikemas sederhana dan apa adanya.

Semoga blog ini dapat bermanfaat bagi semua. Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas kunjungannya, mohon maaf apabila ada hal-hal yang tidak sesuai.

AYO ngeBLOG!!!

Wassalam.
Domo arigatou gozaimasu

Salam Japan,


  Ttd
(Rio Tufinov)