2.9.10

Urashima Taro

Dahulu kala di sebuah desa jauh dari laut, ada seorang nelayan muda bernama Urashima Taro yang hidup sederhana dengan ibunya. Pada suatu pagi ia pergi ke pantai dan mengawasi laut berombak. Tiba-tiba ia melihat tiga anak laki-laki yang menggoda dan memukul penyu dengan tongkat. "Beraninya kau menyakiti makhluk seperti itu?" teriak Urashima Taro, mengusir anak-anak pergi.

Keesokan harinya Urashima Taro pergi ke pantai lagi dan melihat kepala penyu yang muncul dari gelombang. "Aku berutang nyawa padamu!" kata penyu itu sambil keluar dari laut untuk menemui Urashima Taro. "Sebagai tanda terima kasih saya, saya ingin membawa Anda ke Istana Naga." Urashima Taro pikir ini adalah ide yang bagus, tetapi merasa bahwa ia tidak bisa meninggalkan ibunya yang tua sendirian di rumah. "Kami tidak akan lama," penyu itu meyakinkannya, jadi Urashima Taro menerima undangan dan naik ke punggung penyu.

Penyu itu menyelam jauh ke dalam laut. Meluncur bersama, mereka mendekati kastil yang berkilauan dengan emas dan perak. Lalu muncul seorang putri, berpakaian indah menawan didampingi oleh dayang-dayang dan sejumlah ikan. Dia mengajak Urashima Taro masuk ke istana, di mana telah tersedia jamuan indah untuknya.


Sementara makan tanpa henti sambil minum anggur yang lezat, ia dihibur dengan musik indah dan keindahan tarian dan ikan, penuh pesona.

Akhirnya ia sadar terkena mantra setelah bertahun-tahun telah berlalu, Urashima Taro mengatakan dia ingin pulang ke rumah.

Sebagai hadiah perpisahan, Putri memberinya hadiah tiga tingkat tamatebako dan berkata: "Jika Anda menemukan diri Anda dalam kesulitan atau bingung, silakan membukanya."

Urashima Taro sekali lagi naik ke punggung penyu dan pulang ke rumah. Sesampainya di desa, Taro bingung saat melihat bahwa sungai-sungai dan gunung-gunung telah berubah bentuknya dan banyak pohon sudah layu.

Dihampirinya seorang petani tua sambil bertanya kepadanya, "Apakah Anda tahu di mana rumah Urashima Taro, seorang nelayan yang tinggal di sini?" Orang tua itu menjawab, "Ketika kakek saya masih muda, seseorang dengan nama yang dikatakan anda telah pergi ke Istana Naga dan Dia tidak pernah mendengar lagi.." Taro merasa kehilangan dan kesepian. Ibunya telah meninggal dan semua yang tersisa dari rumahnya adalah tanah yang menjadi kebun. Tidak tahu apa yang harus dilakukan, Urashima Taro teringat kata-kata Putri Laut sambil mengeluarkan kotak pemberian putri.

Dia membuka kotak atas dan menemukan bulu burung. Lalu ia membuka kotak tengah sekaligus keluar asap putih yang menyelimutinya. Lalu rambut Urashima Taro menjadi perak dan membungkuk.

Ia melihat dirinya dengan cermin yang ia temukan di kotak bawah dan tercengang melihat ia sudah tua. Sementara ia bertanya-tanya bagaimana ini mungkin, angin menerbangkan bulu burung itu dan tak kembali ke Taro. Dalam sekejap Urashima Taro berubah menjadi burung dan ia terbang tinggi ke langit. Penyu yang sebenarnya tidak lain adalah Putri Laut itu sendiri hanya menatap diam Taro dari bawah laut.